Minggu, 18 Januari 2009

Puisi (1)

Bicara dalam Luka

Entah bagaimana harus menggambarkan perasaan ini

Layunya melebihi guguran dedaunan kering di padang gersang

Perihnya melebihi sayatan sembilu berpadu asam

Remuknya melebihi puing-puing reruntuhan gempa

Hati ini tak lagi berpuing

Hati ini tak lagi berirama

Hati ini pun sudah jauh dari kepekaan

Cinta yang pernah ada, kini menjelma menjadi benci

Janji yang pernah terucap, kini menjelma menjadi dusta

Kesetiaan yang selalu terbayang, kini suram menjauh pergi

Entahlah,,, muungkin kegalauan hati ini hanya ada saat ini saja

Aku sendiri juga tak menyadarinya

Jiwaku seakan berpaling dari raga

Diriku seakan menjauh dari nyawa

Mungkin,, kau pun akan tertawa

Menyaksikan goresan hatiku yang semakin terluka

Sayatan dusta yang kau sisipkan

Menjadi sebuah tonggak kebencian

Mungkin, kau tak pantas untuk dibenci

Tapi, kau pun terlalu mulia untuk dicintai

Kenistaan cintamu, menjadi belenggu dalam bara sunyi

Kini, kau kembali hadir dalam jelmaan raga baru

Kau kembali menyiarkan rayuan cinta dalam dustamu

Aku terhenyak saat kau meminta kesediaan hatiku

Aku terpana saat kau kembali ingin bersamaku

Aku tidak sadar dengan diriku sendiri

Namun aku yakin, aku benar dalam melangkah

Jika burung tak mau lagi berkicau untukmu

Jika angin tak lagi berhembus ke arahmu

Jika mentari sudah memalingkan senyuman dari mu

Dan jika bintang tak lagi menyinari langkahmu

Lalu,, apa alasanku untuk memberikan tempat akan dustamu???

by; d’girlz

19 Sept ‘08

Tidak ada komentar: