Selasa, 15 Maret 2011

Inilah Aq :-))

LABERSA HOTEL
ON STUDIO TV ONE
PURE ON BALI
PANTAI PADANG










Apa yang tak bisa terungkap oleh kata-kata, bisa tersampaikan oleh gambar :-)


ANCOL EUY








BUKITTINGGI - JAM GADANG
Obsesi
With Partner
Inilah aku

Senin, 14 Maret 2011

Sebuah Titik

Apa yang terasa,, tak bisa terungkap..
apa yang terpikirkan,, tak bisa terucap..
semuanya hanya terpendam dan terpendam...
semuanya tersembunyi di balik seukir senyuman..
senyuman yang maknanya pun semu,, entah senang atau sinis..
mata yang sudah mulai kelelahan,,
kaki yang sudah mulai keletihan,,
badan yang sudah mulai kepenatan,,

hati yang dulu bak kertas putih kosong,, kini mulai penuh dengan berbagai coretan rasa dan perasaan...
pikiran yang dulu nak selembar benang sutra,, kini mulai merapuh untuk setiap bagian sarinya...

gelap,, ya,, semuanya seakan gelap..
tak ada lagi yang terang...
gelap,, ya,, semuanya semakin gelap..
tak ada lagi yang terang...

merasa sendiri di tengah keramaian... alienansi
merasa sendiri di tengah kebisingan.. alienansi
alienansi jiwa... apa gunanya lagi??
alienansi hati... apa gunanya lagi??

mungkin, ada sebuah titik yang berbeda..
tapi entahlah di mana..
titik yang berada di antara jutaan titik lainnya..
hmm,, bagaimana untuk menemukannya??
titik yang memang hanya satu titik...

cari dan temukanlah titik itu...
jangan hanya berhenti di titik yang tidak jelas...

Pekanbaru, Juni 2010

Ini bukan air mataku

Terkadang aku lelah dengan semua ini,,, ingin rasanya untuk mengakhiri semua yang berjalan.. terkadang aku muak dengan perasaan ini,,, ingin rasanya untuk membunuh semua rasa itu,,, tapi aku tak punya daya, aku hanya bisa terpaku dan diam membisu, menyaksikan tayangan yang kulukis sendiri,, melihat kisah yang kurangkai sendiri…
Mereka bilang,, jangan menyerah… mereka bilang,, tetap semangat…
Andai saja kerapuhan hati ini masih sanggup bertahan,, maka aku akan mencoba untuk tetap bertahan,,, andai saja kegalauan pikiran ini masih sanggup bertahan,, maka aku akan mencoba untuk terus bertahan…

Aku masih saja berharap untuk sesuatu yang tidak mungkin,, aku masih saja menunggu untuk sesuatu yang tidak akan pernah datang,, aku masih saja berjalan di antara dua bayang sisi keraguan,,, aku masih saja melangkah di antara terpaan badai yang terus menghantam...

Lalu, apa yang harus kulakukan sekarang,,, tidak ada jawaban yang kudapatkan.. semuanya hanya semu,, semu dan semu.... masihkah aku harus merasakan kesemuan itu,, sampai kapan??? Di mana akan berakhir dan bagaimana ujung kisahnya??

Aku memang begitu rapuh,, rapuh dan rapuh,, dua sisi jiwaku pun tak lagi seiring sejalan... aku memang menjadi semu,,, semuanya pun menjadi buram dan suram.... entahlah... aku pun tak tahu lagi,, di mana kedua sisi jiwaku itu beradu... Mungkin hanya raga ini yang masih menyisakan secercah harapan di balik secuil asa yang mungkin masih tersisa...

Semua terasa berputar begitu cepat,, bahkan di saat aku tertidur pun,, jiwa ini masih saja mencari tempat peraduannya... kala aku terbangun,, peraduannya pun menghilang entah ke mana,, lalu, apalagi yang masih ada??? Haruskah aku berhenti untuk berharap??? Atau bertahan dalam dua bayang sisi yang semakin semu???

Langkah ku kian tertatih,,, namun asaku masih terus mengiringi langkah itu... langkah yang masih mencari jalannya... Haruskah langkah itu kuteruskan?? Atau aku berhenti di sini... Ya,, di sini... Tepat di sini,, sebuah persimpangan kosong tanpa penunjuk arah... memandang jauh ke setiap sudut persimpangan,,, hanya kosong dan kosong.... berhenti atau lanjut??? Jawab...!!!

Tidak!!! Jiwa ku kembali bergejolak,, pikiranku kembali berkecamuk...
Persimpangan apa itu??? Berhenti atau lanjut??? Jawab...!!!

Jawaban yang hingga kini masih aku cari,,, jawaban yang hingga kini memaksaku untuk terus melangkah walaupun terhenti di setiap persimpangan..... di manakah jawaban itu bisa kutemukan? Lalu kemana mereka?? Mereka yang selalu berkata,, Jangan Menyerah dan tetap semangat....

Bahkan di persimpangan tempat aku berhenti pun mereka tidak ada,,, yang ada hanyalah seukir kata-kata mereka yang tergores tanpa sengaja di antara bebatuan kerikil dan segumpal pasir yang sesekali terhapus oleh angin,,, lalu muncul dan muncul,, hilang dan hilang,, muncul dan hilang,,,,

Bahkan hujan pun, tidak tahu bagaimana dalamnya perasaanku saat ini... Hujan yang setia membasahi bumi yang semakin gersang ini,,, masih belum mampu sedikit menyegarkan persimpangan keraguanku....

Ya,, inilah adanya... aku terjebak dalam keraguan,, tersesat di persimpangan kosong dan terperangkap dalam kerapuhan... peraduan jiwa pun mulai menghilang perlahan dari batin dan ragaku......

Tapi........ aku masih punya air mata yang menyimpan berjuta makna dari setiap tetesannya... air mata yang begitu sulit untuk keluar,, tapi begitu mudah untuk tertahan... air mata yang selama ini aku simpan,,, mungkinkah air mata ini yang akan menjawab semua pertanyaanku....

Air mata ini bukan air mataku,,, tapi air mata mereka... Mereka yang lebih mengenal aku daripada diriku sendiri,,, mereka yang tak pernah lelah menuntunku,, mereka yang tak pernah jenuh tersenyum untukku.... Mereka yang selalu mendoakanku,,, dan mereka yang senantiasa memarahiku.... Air mata inilah yang selalu memberiku kekuatan,,, air mata inilah yang selalu memberiku ketabahan... air mata inilah yang membuatku mencoba dan selalu mencoba bertahan... dan hanya untuk air mata inilah aku terus berjalan di atas kedua kakiku dan air mata inilah tempatku untuk menyerahkan semua kebahagiaanku....

From Me With Love... My Luph Mom n Dad....

Pekanbaru, 25 April 2010


D’ Girlz

Rabu, 09 Maret 2011

Sebutir Nasi di Sudut Kota, Bangunan Tua Kertas Berwarna

Berjalan menelusuri setiap sudut kota, melewati bangunan-bangunan tua yang tak terawat. Sebagian, ada penghuninya, namun sebagian lagi hanya berhiaskan lumut-lumut basah dan kering. Jejak-jejak tangis mereka seakan masih tampak pada setiap sisi bangunan itu. Suara teriakan, jeritan tangis dan pekikan kesedihan sayup-sayup terdengar. Namun tak begitu jelas, darimana sumber semua itu. Yang ada hanya sesuatu yang semu, yang tampak hanya bekas-bekas berdebu. Dalam setiap langkah kaki, seakan ada ikatan yang menghalangi untuk melangkah ke ruas berikutnya.
Awan mulai menghitam, suara gemuruh saling bersahutan, cahaya kilat mulai menyala. Namun, hujan tak kunjung turun. Sedangkan matahari, bulan dan bintang masih bersembunyi. Seakan malu menunjukkan jati diri mereka.

Berhenti pada satu titik pusaran, banyak petunjuk dengan ribuan anak panah. Namun tak satupun yang memberikan petunjuk penuh kejelasan, semuanya samar-samar, bahkan ada yang sudah usang dan tak meninggalkan bekas sedikitpun. Pusaran ini terus bertumpu pada satu titik, nafas pun mulai tak seimbang, detak jantung mulai meronta, denyut nadi mulai tak bersahabat. Namun kaki ini harus tetap bertahan, hingga pusaran ini berhenti pada waktunya.

Mereka yang di sudut sana terus berpesta, menghitung setiap koin yang ada. Mulai bingung di mana harus menyimpan jutaan lembar kertas bergambar dan berwarna yang bertuliskan angka-angka. Ketakutan di tengah keserakahan. Satu kertas hilang, ribuan nyawa melayang. Satu kertas bergambar itu, bisa membuat suara yang lainnya berpindah tuan. Satu kertas berwarna itu, bisa membeli harga diri mereka yang tak bertuhan. Bahkan satu kertas itu, mampu membuat kesucian diri dan nurani ternoda yang tak bisa dibersihkan dengan apapun.

Mereka yang di sudut lainnya, tengah tertawa terbahak-bahak. Bebas dari borgol besi yang hanya cocok di tangan kaum menjerit. Borgol yang hanya bisa dipakai oleh mereka yang memekik perih. Borgol besi itu membuat jutaan nyawa tak lagi punya daging. Borgol laknat itu pula yang membuat jutaan nyawa menyatu dengan asal raga mereka yaitu tanah. Bahkan untuk mendapatkan tanah itu pun harus menangis darah yang keluar dari mata raga lainnya.

Sebutir nasi tak lebih berharga daripada sebuah kelereng. Sebutir nasi tak lebih berharga daripada sebuah gundu. Mengais ngais sampah di setiap tumpukan, hanya untuk sekedar mengobati tangis seorang anak manusia yang belum mengerti akan kejamnya dunia. Mengikis jejak-jejak keserakahan mereka, hanya untuk mengobati luka anak manusia yang tak mengerti apa itu keserakahan. Anak manusia itu hanya tahu bahwa mereka butuh sebutir nasi, mereka tidak butuh kertas bergambar dan berwarna serta bertuliskan angka-angka. Bahkan tidak pernah terpikir oleh anak manusia itu seberapa besar nilai kertas itu untuk bisa membeli hidup ini...

Sudut kota ini semakin tergores oleh rintihan batin dan jeritan nurani. Bangunan-bangunan tua berlumut itu, hanya bisa jadi saksi bisu dan diam tanpa melakukan apa-apa. Bangunan tua itu bahkan lebih patuh pada mereka pemilik kertas bergambar, bukan pada anak manusia yang butuh sebutir nasi saja.

Pekanbaru, 16 Februari 2011

D'Girlz

Jumat, 17 Desember 2010

Ibu,, Ibu,, Ibu

Siapa orang yang paling berharga dalam hidupmu? Spontan aku menjawab "Ibuku"... Seberapa penting arti penting Ibu buatmu? Dengan lancar aku menjawab, Ibu adalah perempuan paling cantik, baik dan mulia di dunia ini. Tanpa Ibu aku tak berarti apa-apa, semua yang aku rasakan saat ini pun berkat doa Ibu.. Lalu, ketika ditanya, seberapa sering kamu menelepon Ibumu? Jujur saja, aku begitu sulit untuk mengungkapkannya. Mungkin aku bisa saja berbohong dan mengatakan setiap hari aku pasti menelepon Ibu, minimal sekali sehari. Tapi hatiku seakan berat untuk melakukannya, aku merasa berdosa karena kebohongan itu. Tapi, jika aku jujur mengatakan yang sebenarnya, aku merasa malu pada diri sendiri dan semua yang ada di sekelilingku...

Sejenak aku merenung,, Sepanjang perjalanan hidupku hingga detik ini, aku merasa tidak pernah menyakiti Ibu, tidak pernah berkata kasar kepadanya dan selalu berusaha untuk menjadi anak yang penurut. Ketika Ibu minta ditemani berbelanja ke pasar tradisional pun aku dengan senang melakukannya, prestasi ku semasa sekolah dan kuliah juga cukup membanggakan. Lalu apa aku seorang anak durhaka jika tidak menelepon Ibu setiap hari?? Hmm,, tanpa begitu pun rasa sayangku kepada perempuan mulia itu tetap besar. Terus merenung dan berpikir....

Banyak jawaban dari sebuah pertanyaan kecil di benakku. Kenapa?? Apa iya aku sudah durhaka?? Tapi, Ibu tidak pernah mengatakannya. Ia bahkan selalu tersenyum dan berbagi kebahagiannya denganku.. Bahkan, ia berusaha untuk menjadikan aku anak yang tidak durhaka. Lebih baik Ibu menahan emosi dan amarahnya atas setiap kesalahanku, daripada aku memberontak jika ia melampiaskan semuanya.. Hmmm....

Apakah semua yang ingin ku tahu, harus menunggu suara dari Ibu? Seharusnya aku bisa membaca pikiran Ibu, memahami perasaannya dan mengerti keinginnanya. Itu seharusnya.. Tapi, apa yang terjadi kini??? Entahlah,, apakah dunia fana ini sudah menjadikan aku anak yang tidak tahu balas budi? Ibu bahkan tidak pernah meminta apapun dari anaknya, tapi aku sebagai anak selalu saja merepotkan Ibu dengan segala keinginanku yang kadang tidak penting..

Jadi, masihkah aku harus berkata, aku ini anak durhaka karena tidak menelepon Ibu setiap hari, bahkan hanya untuk sekedar bertanya, "Apa kabar Bu,"?. Sebegitu sibukkah aku hingga lupa untuk hal kecil bermakna besar ini? Atau sekrtitis itukah pulsa HP ku, hingga menjadikannya sebuah alasan??

Apakah pacar, teman atau pasangan lebih penting dari Ibu?? Bangun tidur, mau mandi, mau pergi, mau makan, capek, mau tidur lagi... Semuanya pacar harus tahu. Bagaimana dengan Ibu?? Apakah ia tidak berhak tahu aktivitas anaknya??? Setiap detik, setiap jam selalu menghubungi pacar, bahkan harus lapor kalau mau ke sana sini, takut berbohong dan diputusin. Lalu bagaimana dengan Ibu?? Apakah ia tidak berhak tahu anaknya mau ke mana? dengan siapa? ngapain? Ga' takut berbohong atau bahkan dipecat jadi anak? Astagfirullah.....

Siapa sech pacar itu?? Sedikitpun ia tidak punya hak mengatur kehidupanku, bahkan untuk sedetik pun. Tetapi Ibu??? Ia bertanggung jawab penuh atas anak tercinta. Setiap tarikan nafasnya, hanya untuk sang buah hati,, bahkan Ibu dengan ayahpun rela berdebat hanya demi membela anaknya. Tapi aku anaknya, rela membohongi Ibu hanya demi jalan dengan pacar... Anak macam apa aku? Masih pantaskah aku menjadi seorang anak???

Uang mulai habis, nilai ujian anjlok, ada masalah sama teman, diputusin pacar, sakit keras... Mari menelepon Ibu... Ada Job, nilai ujian terbaik, banyak uang,, Mari menelepon pacar... Oh No.. Ibu hanya ada atau mungkin diingat ketika susah, tapi ketika berbagi kebahagiaan, pacarlah yang pertama tahu.. Masihkah layak aku ini dianggap anak??? Apakah itu belum cukup untuk mengukur kadar durhaka diri sendiri???

OK... Ketika tiba saatnya aku yang menjadi Ibu,, punya anak yang susah diatur, tidak mau menurut, suka melawan,,, aku menjadi Ibu yang pemarah... Kenapa??? Merasa sakit hati dan kesal dengan tindakan si anak. Bahkan, jika sudah kerasukan setan, spontan berkata "Anak tidak tahu diuntung kamu,".. Lho, memangnya aku punya hak?? Entahlah... Anak, suami semua membuat keadaan berbeda. Menjadi istri sekaligus Ibu dalam satu waktu.. Ketika semua sudah mandek,, mengadu pada Ibu.. Ibu yang kini tinggal sendiri di rumah yang dulu ia tempati bersama anak kesayangannya. Lagi-lagi Ibu hanya tempat mengadu ketika susah, ketika bahagia hanya merasa ada suami dan anak di dunia ini.. Kapan Ibu diingat? Nanti saja setelah pulang dari mall, baru mampir ke rumah Ibu. Oh No... Durhaka atau tidak??? entahlah....

Lagi-lagi anak bertingkah... lagi-lagi marah dan emosi.... Karma!!! Mungkin saja, ini balasan dari semua sikap ketika masih jadi anak. Lho kenapa? aku dulu tidak pernah melawan dan menjadi anak penurut. Tapi kenapa sekarang anakku begini?? Sekuat tenaga membangkitkan memori masa lalu, tetap merasa tidak pernah begitu. Ada yang terlupakan ternyata. Pernahkah aku berkata terima kasih Ibu dengan sengaja dalam suasana hangat??? Atau meminta maaf dengan ikhlas sambi sujud di kakinya?? Astagfirullah........

Inilah jawabannya. Aku anak yang tidak tahu berterima kasih dan sombong. Terlena dengan semua yang sudah ada, sehingga melupakan masa harus berterima kasih untuk Ibu. Ibu yang setiap detik selalu berdoa untuk anaknya, yang tidak pernah berhenti untuk meminta Allah selalu menjaga anaknya.

Anak macam apa aku ini??? Terima kasih dan Maaf pun begitu sulit terucap,, Ya, terlena dengan dunia fana yang penuh kebohongan dan kemunafikan..

Seandainya ini semua adalah mimpi, aku ingin segera terbangun. Mimpi ini bukan hanya sekedar bunga tidur, tapi sebuah petunjuk dari Allah SWT. Allah masih memberiku kesempatan untuk merubah segalanya. Sebelum terlambat dan selagi dunia ini masih ada.. Ibu,, Tunggu aku anakmu...

Airmata ini tidak berarti apa-apa dibandingkan semua pengorbanan Ibu... Jika kini aku harus menangis, air mataku hanya untuk Ibu, jika kini aku harus tertawa, kebahagiaanku hanya milik Ibu.. Terima kasih Ibu, untuk semua jasa dan pengorbananmu.. Aku anak yang penuh kesalahan dan dosa... Maaf dengan segala sujudku karena Allah SWT.. Semua cintaku di dunia hanya untuk Ibu, kini dan selamanya.............. Bahkan, ketika kita harus berbeda dunia pun, aku masih saja menyesal atas semua yang pernah kulakukan........ Ibu, Allah akan memberikan kemuliaan bagimu,,,,,,,,, I Love u Ibu.........

For My Lovely Mom :-)))

(based on true story)

Jumat, 26 November 2010

Idul Adha's Story-Season 2

Selasa 16 Nov 2010
12.00 WIB.... Itu udah waktunya istirahat,, tapi kerjaanku ternyata masih ada.. Ya, bahan siaran belum kelar,, so aku harus menyelesaikannya dulu... Ups,, teringat bahwa besok libur karena bertepatan dengan hari raya Idul Adha yang ditetapkan pemerintah... Hm,, berarti segala persiapan u talkshow Kamis pagi, mesti kelar hari ini juga... Hmmm, bagaimana ini??  Ya, salah satunya adalah mengantar surat ke calon NS,, “ Aku ga’ tau di mana kantornya,’’ ujarku kepada rekan kerjaku.. “Lho?? Hm, tanya teman-teman yang lain aja, siapa tahu ada yg tau alamatnya,” balasnya... You Know? Saat itu aku sebetulnya sangat malas untuk mencari tau alamatnya, karena sebetulnya tu orang lagi di luar negeri.... tapi ya sudahlah, aku tetap berusaha untuk mengontrol diri dan emosi...........

14.30 WIB... Untunglah aku pakai mobil kantor, eits, bukan aku yang nyetir lho... kalau aQ yang nyetir, bisa langsung ke awal bross atau RSUD.. hihihi... akhirnya kami sampai di salah satu sudut kota Pekanbaru yang banyak kawasan perumahannya,, tapi tetap aja bingung mw nyari kemana, nama perumahannya aja ga’ tau...
“kantornya di salah satu perumahan dekat sana win, ada jalur masuknya lewat Pertamina pertama yg sebelah kiri itu, tapi abg lupa nama perumahannya,’’. Demikian penjelasan singkat dr salah seorang teman, rekan sekaligus NS ku... yah, sama juga kaga’ nech.. Pikirku... tanya sana- sini pun ga’ ada yg tau, jelas lah.. nanyanya aja sama tukang tambal ban, apoteker dan penjaga warung.......... Hmmm.... So??? Entahlah,, perasaan yang udah ga’ enak, pikiran jadi kacau, pala mendadak pusing... akhirnya aku bilang “ Ya. Udah kita balek kantor aja”... Keputusan sesaat yang entah gimana...

16.00 WIB... Nyampe di kantor,, suasana hati ga’ enak banget... Kerja lum kelar, ehhh si papa lagi-lagi nelpon.. “Gimana nak,? Positif ga’ jadi lebaran di rumah?,’’ tanya papa dari ujung HP. “Iya, pa. Lebaran di sini aja,” jawabku singkat... Tak ada obrolan lanjutan, karena papa hanya ingin bertanya itu... Huhh... makin sedih rasanya, tapi aku ga mungkin banget nangis, apa kata dunia ntar kalo seorang perempuan seperti aku nangis di kantor?? (Emang gw perempuan apaan ya??) perempuan baik-baik n normal so pasti.. hahaha...

17.00 WIB... Yups, time is over.. Sudah jamnya untuk pulang.. waktu yang seharusnya membuat aku semangat untuk bergerak dan bersiap-siap untuk pulang.. Istirahat dan refresh sejenak dari penat seharian.. Tapi entah mengapa saat itu aku mendadak malas pulang cepat.. Ya, di kost an tak ada umatnya.. Kost an ku ibarat villa kosong tanpa penghuni, sepi dan senyap... sunyi juga dech L.... Sebetulnya sech di lantai bawah ada umat dua orang, tapi tetap saja, aku bakal sendirian di atas... Hm,,, sebetulnya sech aku sudah terbiasa sendiri di kos, tapi mungkin karena aku tidak bisa berlebaran Idul Adha di rumah bersama keluarga, sehingga membuat semuanya berubah....... Yahhhhhh...
Owh iya, aku harus segera menuju ke loket travel langgananku kalau pulang kampung ketika tidak mengendarai motor kesayanganku... Buat apa? Pesan tiket mau pulang kampung? Jelas Bukan!!! Aku harus segera mengambil kiriman paket dari orang tuaku, yang sudah menginap di loket travel itu sejak malam sebelumnya...... Berharap kirimannya ga’ basi...... Ya,, harus segera.. Setidaknya kiriman itu bisa sedikit mengobati suasana hatiku........
“Mas, ntar boleh temani aku ngambil paket?’’ tanyaku ke partner kerjaku...... Alhamdulillah dia bersedia, walaupun aku ga’ tahu dia ikhlas atau ga’.. Berharap saja dalam hati dia ikhlas....... hehehe...
Sesaat kemudian... aku sudah mulai menutup semua layar di komputerku.. trus tiba-tiba si bos datang, menghampiri aku dan beberapa orang rekan kerjaku.. “Hei, apa ne ide berita untuk naik di program network??” tanyanya penuh semangat. Ya, station tempatku mencari pengalaman saat ini bukan station lokal, melainkan jaringan nasional... jadi wajar saja, kalau kami harus mengirimkan berita daerah yang bisa dijadikan isu nasional... Sebetulnya ga’ wajib juga, tapi tentunya ada nilai plus ketika kami mampu berbuat lebih dari target..
Hmmm,,, gimana nech? Tanyaku dalam hati... saat itu yang kubayangkan adalah ketika liburpun aku harus kerja. Oh No!!! Melengkapi kesedihanku kalau gitu.. Tidak!!!
So, aq dan beberapa partnerku langsung mencari cara dan solusi terbaik.. Hm,, akhirnya kami menemukan ide jenius.. hahaha...

18.00 WIB... Udah mau masuk waktu magrib, still @office.. Yups.. karyawan teladan sech.. hahaha.... Menuju ke ruang produksi dan mulai melakukan sesuatu.. ya,, kami pun menghubungi nomor HP salah seorang NS yang terkait dengan isu yang akan dibahasa.. Perbedaan jadwal pelaksanaan Sholat Idul Adha.. You Know? Si NS nya lagi mandi ternyata.. upssssss..... untungnya yang nelp bukan aq, jadi ga’ tengsin,, lumayan buat dijadikan bahan ketawa-ketiwi... hahahahaha... Just ten minutes... selesai!!! Obrolan terputus, ga’ tau apakah si NS nya udah males jawab, atau jaringan yg emang error mendadak, atau mungkin kepencet karna si NS mau ngambil sesuatu (kalo kata temanku yg menelpon si NS, tu orang mau masang handuk),, Huaaaaaaaa.....

Next: secepat kilat aku buat skript berita dan langsung edit insert. Berpikir cepat di tengah suasana hati yg masih galau.... Sembari terus melihat jam dan mengira-ngira jam berapa mau pulang.......

18.40 WIB... OK!! Selesai juga akhirnya.. ya, udah ga’ peduli tu berita naik di network atau kaga’,, yang ada di pikiranku saat itu hanyalah melakukan yg terbaik.. Siph... aku langsung check out dr kantor... Ga’ langsung pulang, tapi menuju ke loket travel dulu...
Hm,, loketnya udah pindah lagi alamatnya.. Maklum ngontark mulu sech,, tiga bulan sekali pindah.. capek’ dech... Udah muter2 hampir setengah jam, masih aja ga’ nemu... So, telp lagi aja... Owh, ternyata tempatnya adalah satu rumah yang tadi udah dilewati.. “Ini mas tempatnya”. Ujarku pada temanku yg td udah janji mau nemenin... OK Siph...

Ooo alah,, kardus toh.... gmn cara bawanya?? Yess, si teman ga’ kehabisan akal.. Beli tali rafia ke warung, trus diikatkan aja di bagian belaKang motor,, OK..
20.00 WIB.. Nyampe di kostan.. Senyap... Lagi dan lagi ingin nangis.. Hm, sepertinya air mataku lagi banyak, jadi pengen keluar mulu... tapi tidak.... Aku berusaha menahannya... So? Aku berpikir keras bagaimana caranya biar besok bisa sholat Idul Adha, tanpa ada kesedihan... Yah, minimal mengurangi lah..
Eits,, mari menelepon tante... “jam berapa mau ke sini?”, tanya tanteku.. “Kira-kira jam 9 an lah,, mau mandi n makan dulu,” jawabku.. Yess. Aku bisa ngungsi juga malam ini...
Bongkar langsung isi kardus, hmm, ada Dendeng plus kentang balado.. lamak bana.. saking lamaknya, ada semut menggerubungi... Hmmm, tapi Cuma bagian luar, coz semut semut ga’ berani nyentuh langsung lauknya, takut mati mendadak karena kepanasan n kepedasan kali.. haha...
Ada kerupuk dan beebrapa jenis makanan kering lain.. Lumayanlah untuk stok seminggu ke depan.. Si papa tau banget kalau aku doyan kerupuk... thanks pa..

20.15 WIB.. Sembari mandi, masak nasi sebentar, hidupin tipi sekencang mungkin.. Biar kesannya di kost an lagi rame. Toh juga ga’ kedengaran suara takbir di sekitar kost an.. Kan udah malam sebelumnya.. 15 menit kemudian, mandi selesai n nasi udah siap disantap... OK... Setelah selesai berpakaian, saatnya makan nyambi nonton.....

21.10 WIB...
Meluncur ke rumah tante, ga’ jauhlah. 10 menit juga nyampe. Tiba-tiba muncul SMS.. “Kak, kalo ke rumah, nitip roti bakar ya,” ujar anak si tante alias adik sepupuku... “OK”, balasku singkat...

Sembari menunggu antrian beli roti bakar rasa coklat stroberry dan coklat kacang, tanganku sibuk memainkan tombol kamera untuk mengabadikan suasana jalan HR Soebrantas malam itu...
“Dek, kami difoto juga donk”, kata si abang penjual roti bakar. Aku hanya membalasa dengan senyuman, sambil langsung menjepret.. “Click.....” jadi dech !!!...


21.35 WIB
Sampai di rumah si tante. Busyet dah.. Aq disambut kaya’ orang datang dari kampung seberang... hehehe, maklum udah lama ga ke sana... “Hei, ini roti bakarnya. Siapa td yang mesan?” ujarku sambil berlagak menirukan pengantar roti delivery...
Seorang siantara banyak adik sepupuku langsung mengambilnya. “Terima kasih, kak”, ujarnya.
Hmmm sejenak aku bisa melupakan kesedihanku... Berharap suasana hati akan terus tenang dan membaik...

21.45 WIB Memainkan HP untuk mulai menelpon orang-orang terdekat, untuk ngucapin maaf lahir batin. Mumpung masih banyak pulsa gratisnya.. hahaha... yah, pas giliran nelpon papa, lagi2 jadi cewek melankolis... Ya sudahlah... gumamku sendiri...
Malam terus larut, aku dan para tanteku dan adik2 adiku mulai bercerita-cerita apa saja,,, nyambi menikmati roti bakar..... yah, sejenak aku mulai melupakan semua yang ga’ menyenangkan...

23.30 WIB
Ga’ disangka, udah tengah malam, tapi belum ada yg tidur, masih sibuk nonton n ngerumpi... Hmmm... Padahal besok kan mau sholat, mesti bangun jam 5 pagi... 30 menit kemudian, semuanya pada tidur.. Aku seperti biasanya baru bisa merem jam 01.00 WIB......... Tralalalalllallala....

Rabu 17 Nov 2010
04.00 WIB... Terbangun dari nyenyaknya tidur.. Hujan deras, kipas angin menyatu untuk membuat udara semakin dingin.. Tapi, belum saatnya bangun karena belum masuk waktu subuh, walaupun suara seorang pria mengaji dari mesjid sudah terdengar... Tidur lagi aja ach...

05.30 WIB... Bangun n menuju kamar mandi untuk berwudhu, trus sholat subuh... Eits, ternyata si tante udah sholat duluan.... OK seusai sholat aku ga’ bisa tidur lagi.... Mengikuti suara takbir yang berkumandang di sela-sela hujan deras...

06.00 WIB... Buka pintu depan n berdiri di teras.. “ Masih hujan, gimana ne?”, tanyaku pada tante yang mengiringi langkahku.. “Kalau bentar lagi reda, kita pergi sholat aja, sholatnya dalam mesjid”, jawabnya. Hmmm, baiklah pikirku. Pokoknya siap-siap aja dulu, kalau niatnya baik n untuk ibadah, akan selalu ada jalan....

06.40 WIB.. Aku dan tante siap u berangkat... Si adek2 pada baru kelar mandi... Panggilan dari mesjid mulai terdengar untuk segera bergerak ke mesjid.. Ya, sholat yang biasanya di lapangan harus dilaksanakan di mesjid, karena lapangan becek n ga’ ada ojek.. hahaha....

07.00 WIB... Menuju ke mesjid di tengah gerimis mengundang (judul lagu kaleeee)... Yupp, pakai motor kesayanganku,, jauh juga kalo jalan kaki... biar cepat jadi npakai motor, maklum mau dapat saf terdepan....

07.05 WIB.. Mesjid udah lumayan rame... Hmm, untuk pertama kalinya aku sholat Idul Adha di sana... Ya... benar sekali, bakal ada pengalaman berbeda...
Seiring kumandang takbir yang semakin menggebu, puluhan umat muslim pun terus berdatangan ke mesjid itu. (Lupa nama mesjidnya)...
Melihat ramainya yang berdatangan, ada harapan mesjid ga’ akan mampu menampung jumlah jemaah. Ya, seharusnya sholat dilaksanakan di lapangan belakang mesjid. Kalau lapangan depan mesjid mah, Cuma cukup buat beberapa ekor Sapi yang siap untuk dikurbankan atau mengorbankan dirinya untuk manusia.. (Oh Sapi, betapa bahagianya manusia)..

07.20 WIB.. Belum ada tanda-tanda sholat mau dimulai.. Panitia atau pengurus mesjid masih sibuk mengatur saf agar semua yang mau sholat, bisa mendapatkan tempat.. Sebagian orang yang sudah berada dalam mesjid, juga mulai bertanya-tanya. “Kok lama kali sech mulai sholat? Mesjid sana udah mulai tuch,” ujar beberapa orang di belakangku... Hmmm, ntahlah.
Ups, ada yang unik, baru kali ini aku menemukan kejadian di mana saf sholat bisa dibooking.. Beugh,, cafe kali ya???? Ternyata tu orang juga ga’ nongol2... Beugh..

07.35 WIB.. Masih sama saja keadannya... Ya, aku juga mulai kesal.. hmmm,, bisa-bisa batal ne wudhu.. takut masuk angin... sebagian orang pun juga sudah mulai bereaksi aneh2... You Know? 10 menit kemudian tiba-tiba si pengurus mesjid berkata “ bapak-bapak, ibu-ibu kita akan sholat di lapangan belakang, karena tidak muat kalau sholat di mesjid”... Oh No!!!! Apa-apaan ini? It’s first time 4 me,, sholat kok dipindah2 gitu ya??? Spontan semua orang yang sudah PeWe di dalam mesjid, berburu untuk segera keluar dan menuju lapangan... Berharap dapat saf di depan yang ga’ becek..

Hmm.. aku hanya bisa mengikuti saja.. Tak ada sajadah, koran, plastik dan sejenisnya untuk alas.. Ya, tadinya aku berpikir sholat bakal di mesjid... Bukan Cuma aku.. Hampir semua yang tadinya udah enak di mesjid bergumam yang sama.... Akhirnya dapat tempat juga, walaupun udah saf belakang dan tempatnya ga enak... masih rada becek, ketinggiannya tidak rata dan sebagainya.. Tapi ya sudahlah,, ini kan untuk ibadah, tidak ada alasan apapun, yang penting niat... Siph lah...

08.00 WIB...
Pemandangan yang lagi-lagi ku rasa unik atau aneh ya?!!.... Beberapa pria yang mungkin adalah pengurus mesjid, tampak bekerja sama memasang sound system,, tarik menarik kabel... Tapi tidak ada suara “ cek cek satu dua satu dua...” Suara itu diganti dengan kalimat takbir.... Hmm.. entahlah apa yang terjadi.... Aku memperhatikan saf pun udah ga’ layak untuk seharusnya sholat.. Saf terputus-putus, berkelompok2 dan sebagainya.. Oh No!!! Apa ini? Semakin banyak juga aku mendengar gumaman dari orang-orang... Mungkin kesal atau marah bisa jadi.. Ya,, ntah kapan sholat mau dimulai... Mungkin dari sekitar 500 an orang yang ada saat itu, hanya 20 persen yang masih khusyuk n ikhlas untuk sholat..........

08.15 WIB...
Yups,, sholat pun segera dimulai... akhirnya... Ups, ada yang terlupa... ya, kondisi kesehatanku pagi itu... Mandi pagi di tengah suasana dingin,, membuatku flu n pilek mendadak.. Entah mengapa, aku s’lalu saja begitu... Ok lah.... Mungkin bisa dibayangkan, kekhusyukan sholatku agak terganggu karna kondisi kesehatanku... Tapi, niatku tetap ikhlas untuk beribadah...

Hooo,, suara imam tanpa pengeras suara, membuat para jemaah khususnya yang perempuan, kesulitan untuk mengikutinya... Pedoman hanya jemaah pria, Ya. Ikuti saja gerakan mereka... Suara imam yang lembut makin kalah, dengan suara-suara anak-anak kecil yang menangis.. Bukannya takbiran. Meteka malah berlomba suara paling keras untuk menangis.......... Huhf... Kacau galau dech.........
Sekitar 15 menit sholat pun selesai.. Entah cepat, pas atau telat.. aku pun ga’ tahu... Daaaaaaaaaaaannnnnnnnn turunlah gerimis.... Di bawah gerimis itulah aku dan jemaah lainnya mendengarkan khutbah seorang khatib yang berpidato tanpa spasi, tanpa titik koma... Ga’ tau dech kenapa. Dikejar setan kali ya??? Hahahaha.... Sebagian jemaah mulai berdiri dan mencari tempat berteduh di bawah pohon, bahkan ada yang di bawah tenda, barengan sapi... hahahaha... tapi aku dan si tante masih berusaha untuk bisa mendengarkan seksama isi pidato si khatib... “Uhuk uhuk”.. Si khatib sesekali batuk2,,, ya jelas lah,, ga ada jedanya baca pidato, minumnya langsung air hujan.. hahaha......

Mungkin ada sedikit isi ceramah, eh pidatonya yang kuingat.... Tentunya selain tentang “kisah nabi Ibrahim, yang sudah dari lama selalu saja ada”... “Makna Idul Adha adalah untuk kita menghindari empat sifat binatang... Si khatib yang tadinya ga’ nengok jemaah, pas nyebut binatang langsung meninggikan nada suara dan liat jemaah...... Maksud Loe apa tib? Hahahaha.....

Lanjutkan isi ceramah khatib... Ya, empat sifat binatang yang haruys kita hindari adalah Srigala yang melambangkan kekejaman.... (“Lebih kejam dari kejamban”) .. Anjing yang melambangkan tipu daya,, (pas nyebut anjing nech, lebih keras lagi suaranya),, Tikus yang melambangkan kelicikan (pas lewat tikus di got tuch) dan Domba yang menghambakan sesamanya (Ini dia nech, di Indonesia banyak domba,, maksudnya manusia bersifat domba)...

Gerimis makin setia membasahi bumi saat itu... Sebuah kantong plastik cukup membantu melindungi kepalaku.. Mukena dan sarung yang sudah basah,, yah,, cukup mendinginkan hati juga lah udaranya...........

08.50 WIB... Akhirnya selesai juga si khatib berkhutbah.... Saatnya pulang nech.... Yoyoyo.......... mari pulang..... hanya lima menit kami sampai di rumah (rumah si tante).... Lontong sudah menunggu....... Hoho.. Kenapa selalu ada menu ini kalau lebaran? Sejarahnya apa? Maknanya?? Entahlah..

Berhubung lapar, mari kita santap lontongnya.. ya, di saat yang lain menyantap lontong sayur, aku menikmati montong pakai mie kuning dan kuah kacang sendiri.... tidak lupa kerupuk donk.. Hmmm,, enaknya.......

Ups, aku teringat yang terlupa.. “Lauknya lupa masukin ke kulkas, bisa basi ntar atau dikerubungi semut”, ujarku pada si tante...... Hmm,, aku harus segera ke kost dan melakukan sesuatu untuk menyelamatkan nasib lauk itu.........

“Nanti saja, karena saudara2 kita mau ke sini sebentar lagi,” ujar si tante, saat aku bilang mau ke kost sebentar......... tapi aku tetap ngotot mau ke kost an dulu..........

09.20 WIB... Aku mengajak seorang adik sepupuku (yang minta roti bakar semalam), untuk menemaniku.......... Sebenarnya sech dia yg pengen ikut......... Let’s Go......

09.30 WIB... Sampai di kost... masih sepi donk. Pasti itu!!! Tapi ga’ pa pa untuk kali ini.... Ada adik sepupuku yang menemani.. Asyiikkkkkk........... yah, setidakntya suasana hatiku sudah mulai membaik.. Nonton sebentar lah.. nyapu dikit, matikan lampu n buka pintu biar angin masuk.......... Menyempatkan diri update status juga. Mumpung modem masih bagus jaringannya... hahaha....

11.00 WIB.. Si om menelepon menanyakan keberadaanku,, si om yang bukan istri si tante, tapi abangnya si tante.. “Iya, om bentar lagi ke sana, lagi beres2” jawabku.... 15 menit kemudian, aku meluncur.......... Sesampainya di rumah si tante, mulai dech acara reuniannya walaupun Cuma 15 menit saja..........

12.00 WIB... Semua orang udah pada makan,,, sementara aku masih belum lapar... Yah, pilekku masih berlanjut... hmhm....

12.30 WIB... Seusai sholat dzuhur,, aku masih belum lapar, tapi berhubung si tante agak memaksa,, aku pun berkata sesuatu. “Suapin donk,”,, hahahaha.. Si tante pun memenuhi keinginanku... Hmmm, serasa disuapin mama,,, huhu, jadi kangen mama, tapi hanya bisa berkirim doa....

Enak juga disuapin tante,, sambil bercerita tentang aku.. “jadi, udah ada calon win?’’ tanya si tante bungsu.. Oh No!!! Pertanyaan itu lagi... Aku hanya tersenyum tanpa jawaban jelas,,, “Tunggu saja,” ujarku singkat. Ya, mereka sempat berkomentar ketika aku bilang mau cari calon suami orang jawa.. Hahahaha.....

Setelah kenyang,, aku dan si tante2 lainnya, melihat2 foto wisudaku di kamera... Oh No!! Mereka berkata sesuatu ketika melihat foto ku berdandan denga nkebaya.. “Mirip sama mendiang mama mu,” ujar mereka... “Persis sama”, lanjut yang lain mengiyakan... “Ia donk, kan aku anak mama,” jawabku.... Lag-lagi kangen mama............. bla bla bla.............

13.30 WIB... HP berdering dari kantor,,,, Si teman operator bertanya jam berapa loading kebandara u talkshow besok pagi.. Oh, aku lupa!!! “OK, jam 3 aku ngantor” aku bilang itu saja... Siph, aku langsung berkoordinasi dengan tim kerja untuk menuju bandara.....

Singkat cerita... waktu udah jam 18.00 WIB... Pulang ke kost an, karena ada si adek kos yang ternyata malam itu “numpang nginap” di kos,, hahaha... Kasian dia sendiri, akhirnya aku pulang cepat.....


Kamis 18 Nov 2010.... Beraktivitas seperti biasa....

Idul Adha's Story

Sabtu 13 Nov’ 2010...