Selasa, 12 Oktober 2010

Cerita Seorang Teman

Ibu, ketika aku sakit selalu ada di sampingku, tapi aku malas makan obat dan selalu membuang makanann yang ia buat dengan tangannya sendiri...
Ibu, ketika aku sedih selalu menjadi orang pertama yang menghampiriku, tapi aku justru masuk kamar dan membanting pintu...
Ibu, ketika aku bahagia selalu menjadi orang pertama yang tersenyum, tapi aku tidak melihat senyuman itu..

Ketika sedih dan aku ada masalah,, aku bilang "semua ini gara-gara ibu", entah dengan alasan apa..
Ketika bahagia dan senang,, aku bilang "semua ini hasil karyaku" melupakan doa seorang Ibu..

Ketika Ibu sedih,, ia berkata " Ibu tidak apa-apa, nak" dan aku langsung pergi meninggalkannya..
Ketika Ibu bahagia,, ia berkata "Ini semua untukmu, nak" dan aku langsung membanggakan diri..

Ibu tak sedetik pun pernah ingin melukai hati anaknya...
Ibu tak sedetik pun pernah ingin menyakiti anaknya...
Tapi aku, selalu saja melukai perasaannya...
Tapi aku, selalu saja menyakiti perasaannya...

Ibu,, rela tidak makan demi anaknya yang merengek
Ibu,, rela tidak tidur demi anaknya yang rewel

Tapi aku, malah memarahi ibu,ketika ia menyita sedikit saja waktuku, hanya untuk mengambil air minum..
Tapi aku, malah meninggalkan ibu, ketika ia kulihat sudah mengambil minumnya...

Aku memang anak durhaka...
Melupakan setiap detik tarikan nafas Ibu yang hanya ada namaku...

Ibu... masihkah aku sempat meminta maaf???

(Hanya sedikit bait dari cerita seorang teman yang dapat kutuliskan)... Mungkin juga ini cerita untuk aku....

Teman, selama masih ada tarikan nafas Ibumu,, segeralah sujud di kakinya...

Tidak ada komentar: