Rabu, 31 Maret 2010

Dilema Tiga Dimensi

Hati telah rapuh,,
Pikiran telah terpecah,,
Perasaan telah berkecamuk,,
Langkah kaki tak lagi seiring dengan ayunan tangan,,

Ku coba untuk mendaki setinggi mungkin,, meraih puncak tertinggi dalam kebahagiaan hidup ini,, namun terjalnya jalan dan besarnya rintangan,, membuatku merangkak perlahan-lahan,, Semakin tinggi jalan yang ku daki,, puncak kebahagiaan hidup itu terasa semakin jauh untuk diraih,, Rintangan dan tantangan pun semakin terjal dan menantang,, Aq terus berusaha untuk merangkak,, dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada,, Ku coba untuk berdiri,, langkah pun sontak menjadi lunglai,, berjalan tertaih-tatih,, mengikuti petunjuk yang ada di sanubari,, Ingin ku berteriak,, tak ada seorang pun yang akan mendengar,, Ingin ku bertanya,, tak ada seorang pun yang akan menjawab,, Ingin ku menangis,, tak ada seorang pun yang akan menghapus air mataku,, Ingin ku berhenti,, tapi nurani ku menolak keras !!!

Hati ini pun ikut rapuh,, melihat langkah yang semakin tak terarah,, ayunan tangan tak lagi seirama dengan apa yang ada,, ia berayun sesukanya,, kadang ke depan,, ke belakang,, ke kiri,, ke kanan,, bahkan tak jarang ia ke atas dan ke bawah,, Ketika hati ini mencoba untuk bertanya,, maka tak ada jawaban yang didapatkan,, tangan terus berayun kemana ia suka,, hati ini pun akhirnya lelah dan putus asa untuk mencari tau alasannya,,,, ingin ia meneteskan air mata,, namun ia takut terluka,, ingin ia berdiam diri,, namun ia takut kecewa,, keinginan hati ini semakin banyak seiring ayunan tangan yang semakin amburadul,, namun ayunan tangan ini seakan lebih kuat daripada ketegaran hati yang sudah mulai rapuh,,,

Pikiran pun sudah mulai terpecah,, tak lagi bersatu untuk menentukan keputusan,, terkadang ia baik, namun tak jarang ia menjadi buruk,, ia berpikir ke kanan dan ke kiri,, mencari sesuatu di balik perpecahan yang terjadi,, namun,, semua itu sia-sia,, ia justru semakin terpuruk dalam perpecahan yang lebih besar,, ia masih terus mencari dan mencari,, namun semakin ia mencari,, semakin semuanya hilang,, ia berusaha untuk menyatukan kembali perpecahan itu,, ia berusaha untuk kembali bersatu padu,, namun usaha itu seakan sia-sia,, ketika bagian lainnya ingin mencoba kembali berastu,, masih ada batian lainnya yang memisahkan diri,, meskipun perpecahan itu bisa kembali bersatu,, maka keadaannya tidak akan sempurna,, Pikiran itu kini tinggal menunggu waktu, kapan ia benar-benar akan berpikir sesuai keinginan hati yang selama ini bersinergi bersamanya,,,

Perasaan yang kini ada seketika berkecamuk,, semua yang terjadi di hati dan pikiran,, bercampur baur di dalam lautan perasaan,, entah apa yang ia rasakan saat ini,, ia tak mengerti dan tak tahu sedikit pun apa yang sebenarnya terjadi,, yang ia tahu hanyalah sebuah rasa yang jauh berbeda dari biasanya,,, Ia pun mulai lelah,, mulai merasakan teriakan dan jeritan yang luar biasa,, ia serasa mau membelah dari dirinya saat ini,, Semakin lama rasa itu semakin tidak jelas,, rasa itu semakin hambar dan memudar seiring pikiran yang semakin terpecah,,

Ketika hati telah menjadi rapuh,, masihkan ada sebuah asa yang tersisa??
Ketika pikiran telah terpecah,, masihkah harapan itu bisa diwujudkan??
Ketika perasaan telah mulai berkecamuk,, masihkah keinginan itu sanggup diraih???
Ketika langkah kaki dan ayunan tangan tak lagi seirama,, mungkinkah puncak kebahagiaan itu bisa diraih ???


Pekanbaru,, November 2009
D' GirLz